Saturday, 15 September 2018

7 alasan usia 22 tahun adalah usia tantangan hidup yang paling terberat

Usia 22 tahun adalah usia di mana kamu sudah bukan lagi anak remaja yang harus mengandalkan orangtua. Tapi di usia ini juga kamu akan merasakan bahwa jadi orang dewasa sama sekali bukan hal yang gampang. Ngaku aja deh, sering banget pada usia ini kamu ingin kembali jadi anak remaja atau anak sekolah lagi, tapi gak bisa.
Makanya, 22 tahun adalah usia dimana kamu akan mengalami tantangan terberat dalam hidupmu. Tinggal kamunya saja, apakah kamu sanggup melewatinya, atau tidak. Berikut 7 alasannya.

1. Kamu sudah lulus kuliah dan kamu akan merasakan sulitnya mencari kerja



Kamu akan sampai di mana kamu tidak akan bisa tidur menunggu panggilan kerja yang tidak kunjung datang, kamu akan merasakan sulitnya mencari pekerjaan dan bertemu dengan orang-orang yang juga mencari pekerjaan tapi belum menemukannya. Semua ini jadi lebih berat lagi untuk kamu yang tidak punya koneksi dan tidak lahir dari keluarga yang berkecukupan.

2. Kamu yang belum sempat melanjutkan kuliah dan langsung kerja setelah lulus SMA akan merasakan kejenuhan dengan pekerjaanmu

Kalau kamu langsung bekerja setelah lulus SMA, itu tandanya kamu sudah mengalami lebih dari dua tahun masa bekerja yang artinya kamu akan sampai pada masa jenuh dan bingung apalagi yang harus kamu lakukan. Kamu jadi seperti kehilangan identitas tentang siapa dan apa yang seharusnya kamu lakukan.

3. Kamu berada di persimpangan antara karir atau pasangan
Kamu jadi bingung mana yang harus kamu prioritaskan lebih dahulu. Kalau kamu mendahulukan karir, kamu akan khawatir pasanganmu akan menyerah padamu dan kalau kamu memprioritaskan pasangan, kamu khawatir tidak akan bisa meraih apapun yang kamu inginkan dalam pekerjaanmu.

4. Di usia 22 tahun, kamu bukan lagi anak kecil dan kamu dituntut untuk bersikap layaknya orang dewasa sebanyak apapun tantangan yang kamu hadapi
Kamu tidak bisa lagi bersikap seperti anak kecil yang memilih pergi saat menghadapi hal yang buruk, kamu tidak bisa seperti itu karena kamu harus menghadapinya. Walaupun susah, kamu tidak bisa merengek dan pergi begitu saja, kamu tetap harus menghadapinya.

5. Kamu tidak bisa lagi menjadikan orangtua atau orang lain sebagai tempatmu mengadu
Kadang kamu merasa lelah, kadang kamu merasa seperti mesin berjalan yang dinyalakan tanpa dimatikan, kadang kamu capek bekerja terus dan terus, kamu capek dengan tuntutan hidup, tapi kamu tidak bisa bergantung pada siapapun termasuk orangtuamu. Yang kamu punya hanyalah dirimu dan kamu harus mau tidak mau bergantung pada dirimu sendiri.

6. Di usia ini, kamu frustasi tentang apa yang akan kamu lakukan di masa depan
Kamu mengalami masa dimana kamu tidak tahu sama sekali apakah kamu sudah berada di jalur yang benar atau tidak. Kamu yang sudah bekerja di usia ini akan mulai mempertanyakan apakah pekerjaanmu sudah tepat? Apa ini yang kamu mau? Apa ini yang ingin kamu kerjakan sampai tua? Kalau tidak lalu harus ke bidang apa? Harus kerja apa? Semua pertanyaan itu sangat membuat galau.

7. Kamu pusing memikirkan apa saja yang sudah kamu hasilkan selama hidupmu
Dan akan jadi mengerikan kalau jawabannya tidak ada. Kamu yang ada di usia ini pasti sudah mulai bingung apa saja sih yang sudah kamu lakukan dalam hidupmu, apa yang sudah kamu hasilkan, apa yang sudah kamu capai. Seperti kata komedian Ernest Prakasa, hidup itu bukan perkara durasi, tapi kontribusi.
Karena kamu berada di usia dimana hidupmu banyak tuntutan, mau tidak mau kamu hanya harus hidup dengan menjalani tuntutan tersebut. Entah itu dari keluargamu, atau dari dirimu sendiri yang ingin sukses. Jangan kehilangan harapan, kamu pasti bisa melewatinya dengan baik!

Thursday, 13 September 2018

Mentri susi heran dengan perempuan yang dandan sampai 1 Jam


Kabar news - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku heran dengan perempuan yang menghabiskan waktu berdandan hingga satu jam lamanya.
Hal itu diungkapkan Susi saat menghadiri Beuatyfest Asia 2018.

Susi mengaku menghabiskan waktu paling lama 45 menit untuk bersiap-siap. Waktu tersebut sudah termasuk mandi, berpakaian dan berdandan.

"Saya tidak habis pikir kalau ada perempuan mau ke acara, habis sejam (dandan). Tidak habis pikir saya," kata Susi di Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (16/3/2018).

Menurutnya, dengan berdandan terlalu lama seseorang sudah menghabiskan waktu yang berharga. Dulu ia sempat berdandan saat mau menghadiri acara penting, namun ia menyadari waktu yang terbuang terlalu lama.
Kini, Susi mengaku hanya berdandan sederhana pada acara-acara penting. Untuk sehari-hari, wanita kelahiran Pangandaran itu hanya mengenakan produk minimal seperti bedak.

"(Kalau dandan satu jam), kalau lima hari lima jam. Lima jam dalam sehari berarti seperlima, 20 persen. Kalau masih punya lifetime 50 tahun lagi, berarti 10 tahun sudah habis waktu untuk makeup," tuturnya.

"Anda mau cantik, boleh. Tapi kalau ngabisin waktu, then what?"
Menurutnya, untuk terlihat cantik seseorang cukup merasa ceria dan gembira. Jika seseorang memiliki jiwa yang positif maka kecantikan dari dalam akan terpancar
Sebaliknya, mereka yang selalu berpikiran negatif akan memiliki wajah yang berkerut.
Untuk merasa cantik, seorang perempuan menurutnya juga harus memiliki percaya diri. Percaya diri tersebut dibangun dengan memiliki banyak pengetahuan.

"Kita mesti confident. Kalau tidak punya confidence, akan salah tingkah. Kalau sudah salah tingkah tidak kelihatan cantiknya. Untuk bisa confident harus punya banyak pengetahuan. Orang yang isi dan tidak isi kepalanya pasti lain," kata dia.

Anak-anak muda saat ini menurutnya diuntungkan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Pencarian informasi pun semakin mudah didapatkan. Berbeda dengan saat dirinya masih muda dulu.

Namun, ia menyayangkan bahwa 50 persen pengguna internet dan media sosial justru menggunakan waktunya untuk mencari hal-hal tidak bermanfaat.

Dengan teknologi di genggaman tangan, Susi berharap anak-anak muda bisa lebih bijak mengatur waktu. Misalnya, mengalokasikan waktu untuk kegiatan bermanfaat seperti membaca.

"Disiplin. Berapa persen untuk baca. Anda kan bisa bikin time table, bisa apa saja. Dunia ada di genggaman tangan kita. You can learn anything jadi jangan buang waktu untuk yang tidak perlu," kata Susi.

"Beauty is important. Tapi kalau setiap hari cuma buka "apa kelebihan powder ini, produk ini", what's best for your skinthat waste your time. Dan Anda tidak akan pede-pede," tegasnya.